Translate

Jumat, 25 Januari 2019

Resep cara membuat pizza rumahan yang enak dan sederhana

Hasil gambar untuk pizza



Merdeka.com - pizza adalah hidangan tradisional dari Italia yang berupa roti berbentuk bundar dan pipih yang di atasnya diberi topping saus tomat dan keju, lalu dipanggang di dalam oven. Pizza bisa juga dilengkapi dengan topping sayuran, daging, dan bumbu.
Istilah pizza pertama kali tercatat pada abad ke 10, dalam sebuah manuskrip Latin dari kota Gaeta di Italia Selatan, di perbatasan dengan Campania. Pizza modern ditemukan di Naples, sejak saat itu hidangan dan variannya menjadi populer dan umum di banyak wilayah di dunia.
Saat ini pizza adalah salah satu makanan yang paling terkenal dan populer di dunia dan menjadi makanan cepat saji yang umum di Eropa dan Amerika Utara. Banyak restoran atau warung makan, kafe, dan rumah makan cepat saji menawarkan pizza. Baik untuk makan di tempat ataupun layanan pesan antar.
Pizza biasanya dijual dalam bentuk jadi dan siap dimakan. Nah, daripada Anda membeli pizza dalam bentuk jadi di restoran yang harganya juga tidak murah, sebaiknya Anda membuat pizza rumahan sendiri. Mari kita simak resep cara membuat pizza di bawah ini :

Cara membuat pizza

1. Cara membuat pizza tanpa oven

Bahan untuk roti :
  1. Tepung terigu protein sedang 1/2 kg
  2. Fermipan 5 gr
  3. Minyak sayur 3 sdm
  4. Garam 1/2 sdt
  5. Gula pasir 2 sdm
  6. Air 250 ml
Bahan untuk topping :
  1. Saus tomat secukupnya
  2. Keju mozarela secukupnya (dipotong-potong)
  3. Bawang bombay 2 buah (dicincang halus)
  4. Bila Anda suka, bisa jugamenggunakan topping berikut : ikan tuna, sosis, bakso, daging asap (ham), ayam, dsb
Cara membuat pizza tanpa oven :
Persiapan sebelum memasak :
  1. Siapkan wadah, lalu masukkan: tepung terigu, fermipan, gula pasir, garam dan minyak sayur , aduk dan campur sampai merata.
  2. Sambil menguleni tepung, tambahkan air sedikit demi sedikit hingga terbentuk menjadi adonan.
  3. Tutup wadah dengan kain, dan biarkan dulu adonan di dalamnya.
  4. Siapkan wajan, lalu tumis bawang bombay sampai berbau harum, tambahkan topping sesuai selera Anda ke dalam tumisan.
  5. Masukkan secukupnya saus tomat dan saus cabai.
  6. Adonan yang telah cukup lama didiamkan lalu digilas agar berbentuk pipih. Tentukan ketebalan adonan roti sesuai selera Anda. Makin tipis adonan, maka makin renyah rasanya.
Cara membuat pizza :
  1. Siapkan wajan teflon, kemudian panaskan dan cairkan 1 sdm mentega.
  2. Letakkan adonan pizza diatas wajan, taburi dengan keju mozarella.
  3. Selama memasak, tutupilah wajan dengan penutupnya, agar benar-benar matang dan keju mencair dengan sempurna.
  4. Pizza teflon siap dihidangkan.
Begitulah resep cara membuat pizza teflon rumahan yang sederhana dan mudah.

Cara Membuat Tempe Sendiri Langkah demi Langkah

Tempe adalah salah satu jenis makanan yang banyak difavoritkan oleh masyarakat Indonesia. Mengapa? Selain rasanya yang gurih, tempe ternyata mengandung banyak protein nabati yang sangat baik untuk metabolisme tubuh. Apalagi dewasa ini bermunculan ide masak yang terbuat dari tempe ini salah satunya adalah steak yang pasti tak kalah enaknya dari steak daging. Nah, bagi anda yang penasaran bagaimana sih cara membuat tempe, simak terus ya artikel ini.
Pada artikel cara membuat tempe ini, penulis akan mencoba berbagi tips tentang alat dan bahan yang anda perlukan serta langkah-langkah membuat tempe yang benar. Satu hal yang perlu anda ketahui, setiap langkah dari pembuatan tempe ini harus terukur karena alih-alih mendapat tempe yang gurih, dengan cara pembuatan yang berantakan akan membuat tempe anda tidak enak atau bahkan gagal produksi.
Selain bisa mengetahui bagaimana cara mengolah kedelai menjadi tempe yang benar, anda juga bisa memastikan kebersihan makanan yang akan anda konsumsi terjaga dengan benar.

Cara Membuat Tempe

Cara membuat tempe sendiriTempe – Gambar dari Wikipedia.org

Alat dan Bahan Membuat Tempe :

    • Baskom
    • Saringan
    • Dandang
    • Kipas angin
    • Sotel kayu
    • Tampah
    • Kompor
    • Kacang Kedelai
    • Ragi tempe
    • Daun pisang/kantong plastik

Langkah-langkah Cara membuat tempe :

    1. Cuci bersih semua peralatan terlebih dahulu. Keringkan.
    2. Cuci bersih kacang kedelai.
    3. Rendamlah kacang kedelai kurang lebih selama 13-18 jam.
    4. Jika sudah lunak, kelupas kulitnya.
    5. Bilas menggunakan air.
    6. Rebus kembali biji kedelai yang sudah dibilas air tadi.
    7. Tiriskan pada tampah. Kipasi menggunakan kipas angin hingga tidak terlalu panas.
    8. Masukkan ragi tempe ke biji kedelai secara merata, aduk rata.
    9. Masukkan biji kedelai yang sudah diberi ragi pada daun pisang atau kantong plastik. Untuk tebal tipisnya sesuai dengan selera anda.
    10. Untuk mendapatkan tempe yang baik, waktu yang dibutuhkan untuk proses fermentasi adalah 2 hari dengan suhu kamar. Usahakan kacang kedelai anda sudah tertutupi jamurnya.

Jumat, 18 Januari 2019

Tutorial Miniatur Kota ^_^ (DIY Tutorial of Mini Town)

Miniatur kota buatan Kawanimut

Hari libur begini bingung mau berkegiatan apa?
Buat hastakarya saja bersama putra-putrinya.
Bisa membuat kreasi pelengkap mainan-mainannya.
Sekalian asah bakat, minat dan keterampilan mereka.
Berikut tutorial pembuatan miniatur kota beserta aksesorisnya lengkap dengan videonya.

Dibuat dari bahan-bahan di sekitar kita, seperti:
- kayu triplek,
- kertas kardus,
- potongan karpet,
- sabut cuci piring,
- serbuk kayu yang diwarnai hijau,
- lakban hitam,
- plester kertas,
- kerikil kecil,
- kertas linen,
- tusuk sate bekas,
- cat air,
- sumpit bambu,
- alat-alat umum seperti lem, gunting dll
Pembuatannya simpel.



- Rumah-rumah dan gedung dibuat dari kertas kardus yang dicat lalu gentengnya menggunakan kertas linen. Buat pola rumah yang sesuai dengan konsep. Jika kesulitan mereka ukurannya, bisa mencari contoh ukuran miniatur rumah di google.

Gunakan penggaris dan pensil untuk pembuatan polanya agar lebih rapih lalu potong polanya dengan gunting. Pasang pola yang sudah jadi dengan menggunakan lem super agar kuat. Tali dengan karet gelang agar tidak lepas kemudian jemur di luar agar cepat kering lemnya.

Setelah kering, dasar dari bangunan rumah perlu dicat. Cat yang dipakai bisa cat air atau cat akrilik yang lebih kuat.

Jendela dan pintu bisa dibuat secara digital di komputer lalu diprint di kertas stiker. Selanjudnya ditempel di bagian rumah yang diinginkan. Dengan demikian penampilan rumah akan tampak lebih rapih.

Bagian terakhir dari rumah adalah genteng. Bisa dibuat dari kertas linen bergaris. Jadi tampak seperti genteng betulan. Potong sesuai ukuran dasar rumah, dan tempel di atasnya dengan menggunakan lem.



- Pohon-pohon dibuat dari sumpit bambu yang sudah diplitur. Lalu daunnya menggunakan sabut cuci piring yang sudah disobek-sobek menjadi berbentuk serabut. Cara memasangnya tusukkan serabut yang dibuat dari sabut cucu itu ke sumpit bambu satu persatu sampai berbentuk pohon. Lem bagian persambungan setiap serabut. Semprot bagian serabut dengan lem adesif dan taburi serbuk kayu yang sudah diwarnai hijau biar tampak seperti daun.


- Untuk lahan berumput tinggal tempel karpet yang sudah dibuat pola di atas papan triplek dengan lem rajawali. Tambah pernak-pernik berupa kerikil kalau perlu.


- Jalan raya bisa dibuat dari lakban hitam yang garis putihnya berasal dari plester kertas.

- Background pemandangan bisa menggunakan kertas manila putih, yang dilukis pemandangan pegunungan dan hutan sebagai latar miniatur.








Selanjudnya, rangkai semua komponen menjadi satu kesatuan dengan pola miniatur kota. Lengkapi denga  berbagai macam kendaraan seperti mobil-mobilan, orang-orangan dan kereta. Tahap terakhir, nikmati saja.
Mudah bukan? Selamat mencoba.

Begini Cara Membuat Garam Sendiri

Konsumsi Garam Terlalu Banyak Picu Penyakit Ini

Liputan6.com, Jakarta Produksi garam yang menurun akhir-akhir ini membuat garam menjadi langka dan harganya meningkat di pasaran.
Padahal, garam merupakan salah satu sumber nutrisi yang penting bagi kesehatan. Lalu untuk mengatasi kelangkaan garam, dapatkah kita membuat garam sendiri?
Mengutip laman One Green Planet, Kamis (3/8/2017), ada lima langkah membuat garam sendiri.
1. Kumpulkan air laut
Isi ember dengan air laut yang bersih dan tidak tercemar. Biasanya, laut yang jauh dari kawasan industri memiliki kualitas yang baik karena jauh dari pencemaran lingkungan.
2. Menyaring Sedimen
Karena garam ini berasal dari laut, kemungkinan besar penuh dengan puing alami dan sintetis. Karenanya Anda perlu menyaring dulu unsur-unsur tersebut dari air laut. 
Hal ini dapat dilakukan dengan mudah, caranya dengan menuangkan air asin melalui kain katun tipis, mengeluarkan partikel yang tidak diinginkan namun membiarkan garam dan air masuk.
3. Rebus airnya
Kini setelah tidak ada yang tersisa kecuali air asin, kita perlu memisahkan air dari kandungan garamnya untuk mendapatkan garam. 
Anda bisa melakukannya dengan dua cara yakni merebusnya di luar ruangan atau di dalam ruangan dengan terus mengaduk air hingga mendidih agar kandungan garam tak mudah terbakar.
Penting untuk terus mengaduk air laut yang mengandung garam saat merebus. Tujuannya adalah untuk mendapatkan garam menyerupai pasir basah. 
4. Keringkan garam
Sebarkan garam di atas wajan untuk mengeringkannya. Gunakan cahaya matahari untuk membantu mempercepat proses tersebut.
Selain itu, garam bisa dimasukkan ke dalam oven dengan api sangat rendah, sampai benar-benar kering.
Matahari bisa memakan waktu beberapa hari, sementara oven hanya beberapa jam saja.
5. Garam siap digunakan dan disimpan
Jika lima galon air menghasilkan tiga atau empat cangkir garam, garam bisa digunakan untuk waktu yang cukup lama. Untuk menggunakan, hancurkan garam menjadi serpihan yang halus. 


ASAL USUL KOTA JUWANA

Kota juwana identik dengan TUGU JUWANA  dan asal mulanya 
Sejarah Kepulauan Indonesia umumnya dan Tanah Jawa khususnya, ditemukan dari beberapa sumber yang agak berlainan satu dengan yang lain.Menurut keterangan yang didapat dalam Kitab Djojobojo, sebagian Tanah Jawa tadinya adalah sebuah pulau kosong yang angker dan sangar, dimana sama sekali belum ada penduduk manusianya.
Sementara menurut sejarah yang berdasarkan atas pendidikan, bahwa antara 2000 tahun yang telah lampau dipulau ini sudah ada penduduk aslinya, hanya pikiran mereka belum terbuka, hingga masih merupakan orang purba yang belum mengerti tata susila, belum mengerti caranya membuat rumah dan belum mempunyai tempat tinggal yang tetap. Mereka masih menggunakan batu yang dipertajam guna senjata untuk memburu maupun untuk berkelahi.Hidupnya adalah sangat sederhana dan selalu pindah kesana-kemari, hingga agak mirip dengan hidupnya burung atau yang didalam Kitab Djojobojo dikatakan Zman Kukilo.Lain sumber juga mengatakan, bahwa pada zaman Chun Ch’lu, antara 500 – 600 tahun sebelum Christus, Tiongkok berada didalam keadaan yang luar biasa kacaunya. Mulai dari Ping Wang tahun ke 49 sehingga Chin Wang tahun ke 39, yang sama sekali meminta tempo 242 tahun. Api peperangan yang mendasyat senantiasa menimpa Tionkok hingga rakyatnya merasa hidup dalam terror.
Oleh karena itu beberapa kelompok orang-orang disana berduyun-duyun menuju ke Tjempa. Ditempat inipun mereka merasa tidak aman karena gangguan terrorisme dari “The Reign of Terror” dilain pihak, maka mereka berduyun-duyung bersama menaiki perahu Djong untuk menuju keselatan dengan pikiran nekat dan kepercayaan mantap bahwa akhirnya mesti mendapat tempat guna berlindung. Demikianlah akhirnya diantara ribuah perahu Djong tadi sebagian ada yang mendarat di Philipina, sebagian ada yang mendarat di Borneo, Malay Peninsula, Sumatera dan sebagian pula ada yang mendarat di Pulau Jawa dan Pulau Bali.Di tempat-tempat tersebut, mereka segera tercocok tanam dan beternak, akan tetapi lambat lain pakaian mereka telah habis rusak, hingga terpaksa cara berpakaian mereka seperti pada waktu zaman purba di Tiongkok, sehingga setelah ditemukan kapas dan randu kapok di hutan-hutan yang mereka jadikan benang, barulah mereka dapat membuat alat tenun yang primitive sekali guna menenun dengan cara amat sederhana.Menurut sumber itu, diterangkan juga bahwa asal-usul penduduk Tanah Jawa memang sebagian dari Hindu dan sebagian pula dari Tiongkok.
Untuk membuktikan kebenarannya, kita dapat membedakan antara penduduk asli dikepulauan Indonesia umumnya terdiri dari sua type yaitu disatu fihak typenya Hindustania, kulitnya agak hitam jengat / sawo matang dengan matanya tidak sipit; tetapi dilain tempat tidak sedikit yang berkulit kuning langsat, matanya agak sipit, banyak mirip atau malah 100% seperti orang Tionghoa, hingga dalam masyrakat tidak jarang terjadi diantara orang Indonesia sendiri menyangka bahwa orang yang berhadapan dengan dirinya itu dikira orang Tionghoa. Hanya model pakaianya atau gigi pangur saja yang digunakan sebagai tanda guna membedakannya.Pada zaman itu Tanah Jawa diselumbungi udara Animisme begitu rupa.
Banyak orang suka memuja apa yang dipandangnya suci, suka sekali perihatin untuk menjalani ilmu-ilmu gaib dan kuat bertapa yang mempunyai pengaruh begitu mujizad.Misalnya walaupun justru udara bersih, matahari bersinar terang gelang-gemilang di atas angkasa yang biru, tetapi tiba-tiba datang seorang yang telah dipuncak pertapaannya, setelah berdiri dibawahnya sinar matahari sambil mencakupkan kedua tangannya dan berdoa sambil kedua matanya dimeramkan dan mendongkakan kepalanya, maka tidak lama kemudian awan mendung sekoyong-koyong bergulung-gulung begitu tebal dan sebentar pula hujan turun dibarengi suara angin menderu dan suara petir menyambar-nyambar kian kemari, hingga seolah-olah dunia sedang kiamat.
Demikianlah apa yang dikejar orang dalam jaman itu adalah “kedikjayaan”, sedang hal kemajuan lahir atau kekayaan lahir sama sekali tidak dimengerti. Masa itu Tanah Jawa merupakan suatu pulau yang amat kaya raya dengan kekayaan alam, yang sangat menarik perhatiannya perantau-perantau bansa Hindu, hingga kemudian berduyun-duyun datang kemari untuk berdagang dan untuk Bantu membuka pikiran rakyat yang masih diliputi oleh alam gelap, dan memimpin mereka untuk bercocok tanam, pertanian dan peternakan, sampai pula pada pemerintahan.Oleh karenanya maka pengaruhnya kesopanan dan kebudayaan Hndu di Indonesia umumnya dan Tanah Jawa khususnya dapat disejajarkan denan pengaruh kesopanan dan kebudayaan dari bangsa Romeinen diseluruh Europe.Antara rombongan bansa Hindu yang datang kemari, terdapat juga keturunan dari Warman Dynasty, yang selanjutnya diangkat menjadi Raja Hndu di Pulau Jawa yang pertama-tama, dengan memakai nama Kerajaan Tarumanegara, sedangkan Raja tersebut bergelar Purna Warman.Selain di Pulau Jawa, daerah lainpun seperti Kutai, Sukadana, Palembang dan lain-lain bagian dari kepulauan Indonesia mereka mengangkat juga raja-raja yang diangkat bangsa Hindu turunan dari Warman guna memerintah daerah-daerah yang dikunjungi.Waktu itu agama Hindu yang berkembang pertama kali adalah Brahmanisme, dimana tingkat derajat profesi manusia terbagi menjadi empat golongan.
Golongan pertama adalah Brahmana, ialah terdiri dari kaum Pendeta yang dipandang sebagai kaum cardinal.Golongan kedua adalah Satriya, ialah terdiri dari kaum Bangsawan.Golongan ketiga adalah Wasea, ialah terdiri dari kaum dagang, petani, tukang dan pekerjaan yang agak tinggi.Golongan keempat adalah Sudra, ialah tediri dari kaum buruh rendah dan kaum budak.Jadi pada saat itu sudah terjadi system pendidikan yang professional untuk masing-masing profesi yang dibagi menjadi empat golongan profesi dalam masyarakat. Sama halnya dengan jurusan professional dalam pendidikan moderen sekarang ini.Tapi system golongan professional ini tidak berjalan mulus karena golongan Sudra sering mendapat perlakuan tidak adil, yang begitu nyata membedakan tingkatan dan kaum.Lantaran adanya penyelewengan pelaksanaan system golongan professional ini maka tidak heran Agama Buddha dapat disambut dengan hangat sekali dari penduduk di Pulau Jawa, hingga bergantinya Agama Brahmanism ke Agama Buddha yang terjadi dengan sangat damai.
Pada Masehi tahun 414, Fahian, perantau bansa Tionghoa yang termasyur, telah tiba di pulau ini bersama empat orang kawannya. Mereka selain menjadi orang-orang Tionghoa pertama menginjakkan kakinya di sini dan terus menurunkan keturunannya sehingga merupakan sebagian golongan Tionghoa peranakan yang sebagai bangsa Asing, kecuali bangsa Hindu yang pertama kali datang di pulau ini.Menurut diary (catatan harian) dari Fahian, bahwa asal usulnya nama Pulau Jawa itu disatu fihak ada yang mengatakan berasal dari syairnya Ramayana, seorang Hindu (pendekar penyair) dalam bahasa Sanscrit yang telah hidup antara 300 tahun sebelum Christus, dimana antaralain dalam sjair itu telah menguraikan “Jawadwipa”, yang artinya : Jawa = Pahala, dan Dwipa = Pulau, sehingga “Jawa Dwipa” yang telah menjadi namanya pulau ini adalah membawa arti “Pulau dari Pahala” atau “Pulau Jasa”.Sementara menurut fihak lain ada dikatakan, bahwa waktu pertama kali bansa Hindu datang kemari telah melihat tetanaman Juwawut, semacam bahan makanan, juga dijual dipasar untuk bahan makanan burung perkutut piaraan, yang bumbuh begitu subur dan gemuk sekali dipulau ini, sehingga pulau ini dinamakan Juwawut dan penduduknya dinamakan Juwana.Kemudian oleh rombongan Tionghoa tadi, karena kata-kata Juwana mengandung suara huruf “Ju” = “Kasar” atau “Rendah kwalitasnya”, bahkan karena suara itu ditekan agak keras menjadi suara “Jao” = “Bau Busuk” atau “Orang yang rusak moralnya”, maka untuk menandai pelayaran Confucius tentang Tjiang Sim Pi atau teposeliro, orang Tionghoa merubah kata “Juwana” menjadi “Wana” yang bukan saja menjadi kata lebih singkat, tetapi artinya lebih baik bagi orang Tionghoa umumnya dan golongan lain-lain yang mengerti huruf dan bahasa Tionghoa.Sebutan “Wana” terhadap penduduk Pulau Jawa khususnya dan kepulauan Indonesia umumnya memiliki arti : Tanah yang subur; tetumbuhan yang tumbuh dengan subur; dan kaya raya.Sebutan “Wana” terhadap penduduk asli dari Tanah Jawa khususnya dan Indonesia umumnya itu jelas sudah bukan berarti ejekan atau hinaan, karena maksud yang benar dari kata-kata tersebut tak lain dan tak bukan adalah : Orang dari negeri yang tanahnya subur atau kaya.Lebih jauh dari keterangan tersebut, bukan saja orang-orang Tionghoa dalam zaman itu tidak suka menghina golongan bangsa lain, bahkan sudah begitu hati-hati untuk menjaga agar supaya dalam kata-katanya tidak sampai menyinggung perasaannya golongan bangsa lain, yang mana terbukti dihapuskannya suara kata “Jao” yang diartikan kurang baik.Sementara bukti atas kebenaran bahwa penduduk asli dikepulauan ini disebut Juwana, adalah dengan adanya nama kota Juwana, suatu tempat di daerah Jawa Tengah terletak antara Pati – Rembang. Menurut penuturan dalam zamannya Dempoawang (Sam Poo Twa Lang) waktu ia sampai ditempat yang dimaksud diatas lalu menayakan kepada seorang penduduk asli nama tempat tersebut, tetapi oleh penduduk setempat menyangka tamu yang datang menayakan kebangsaanya (maklum belum bisa bahasa Melayu yang sekarang disebut bahasa Indonesia serta jarang ketemu orang Asing), maka dijawablah “Juwana”.Oleh karena itu maka tempat tadi selanjutnya disebut Juwana hingga saat ini menjadi perkampungan Nelayan yang sukses di Kabupaten Pati.

Jumat, 11 Januari 2019

proses pembuatan kuningan dari logam

Hasil gambar untuk proses membuat kuningan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kuningan adalah logam yang merupakan campuran dari tembaga dan seng. Tembaga merupakan komponen utama dari kuningan, dan kuningan biasanya diklasifikasikan sebagai paduan tembaga. Warna kuningan bervariasi dari coklat kemerahan gelap hingga ke cahaya kuning keperakan tergantung pada jumlah kadar seng. Seng lebih banyak mempengaruhi warna kuningan tersebut. Kuningan lebih kuat dan lebih keras daripada tembaga, tetapi tidak sekuat atau sekeras seperti baja. Kuningan sangat mudah untuk di bentuk ke dalam berbagai bentuk, sebuah konduktor panas yang baik, dan umumnya tahan terhadap korosi dari air garam. Karena sifat-sifat tersebut, kuningan kebanyakan digunakan untuk membuat pipa, tabung, sekrup, radiator, alat musik, aplikasi kapal laut, dan casing cartridge untuk senjata api.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih detail tentang pengertian kuningan, jenis-jenis dan sifat kuningan, proses produksi pembuatan kuningan, tahapan proses produksi pembuatan kuningan, dan untuk memenuhi tugas proses produksi II.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah
Pengrajin logam kuno di daerah yang sekarang dikenal sebagai Syria atau Turki timur telah mengetahui bagaimana cara untuk mencairkan tembaga dengan timah untuk membuat logam yang disebut perunggu pada awal 3000 sebelum masehi. Kadang-kadang mereka juga membuat kuningan tanpa mereka sadari.
Pengrajin logam kuno di sekitar Laut Mediterania mampu membedakan bijih timah seng dari yang mengandung seng dan mulai mencampurkan dengan tembaga untuk membuat koin kuningan atau benda lainnya. Sebagian besar seng itu diturunkan dengan memanaskan mineral yang dikenal sebagai kalamin, yang berisi berbagai senyawa seng. Dimulai pada sekitar 300 A.D, industri kuningan berkembang di tempat yang sekarang di kenal sebagai Jerman dan Belanda.
Meskipun pengrajin logam kuno hanya bisa mengenali perbedaan antara bijih seng dan bijih timah, mereka masih tidak mengerti logam seng. Sampai pada tahun 1746 seorang ilmuwan Jerman bernama Andreas Sigismund Marggraf (1709-1782) memperkenalkan logam seng yang diidentifikasikan dan ditentukan sifat-sifatnya. Proses untuk menggabungkan logam tembaga dan seng untuk membuat kuningan telah dipatenkan di Inggris pada tahun 1781.
Penggunaan kuningan sebagai casing logam untuk senjata api pertama kali diperkenalkan pada tahun 1852. Berbagai macam logam dicoba, Hasilnya ternyata kuningan yang paling berhasil. Properti ini menyebabkan perkembangan pesat dalam industri senjata api otomatis.
2.2 Bahan Baku
Komponen utama kuningan adalah tembaga. Jumlah kandungan tembaga bervariasi antara 55% sampai dengan 95% menurut beratnya tergantung pada jenis kuningan dan tujuan penggunaan kuningan. Kuningan yang mengandung persentase tinggi tembaga terbuat dari tembaga yang dimurnikan dengan cara elektrik. Yang setidaknya menghasilkan kuningan murni 99,3% agar jumlah bahan lainnya bisa di minimalkan. Kuningan yang mengandung persentase rendah tembaga juga dapat dibuat dari tembaga yang dimurnikan dengan elektrik, namun lebih sering dibuat dari scrap tembaga. Ketika proses daur ulang terjadi, persentase tembaga dan bahan lainnya harus diketahui sehingga produsen dapat menyesuaikan jumlah bahan yang akan ditambahkan untuk mencapai komposisi kuningan yang diinginkan.
Komponen kedua dari kuningan adalah seng. Jumlah seng bervariasi antara 5% sampai dengan 40% menurut beratnya tergantung pada jenis kuningan
Kuningan dengan persentase seng yang lebih tinggi memiliki sifat lebih kuat dan lebih keras, tetapi juga lebih sulit untuk dibentuk, dan memiliki ketahanan yang kurang terhadap korosi. Seng yang digunakan untuk membuat kuningan bernilai komersial dikenal sebagai spelter.
Beberapa kuningan juga mengandung persentase kecil dari bahan lain untuk menghasilkan karakteristik tertentu, Hingga 3,8% menurut beratnya. Timbal dapat ditambahkan untuk meningkatkan ketahanan. Penambahan timah meningkatkan ketahanan terhadap korosi, Membuat kuningan lebih keras dan membuat struktur internal yang lebih kecil sehingga kuningan dapat dibentuk berulang dalam proses yang disebut penempaan. Arsenik dan antimony kadang-kadang ditambahkan ke dalam kuningan yang mengandung seng lebih dari 20% untuk menghambat korosi. Bahan lain yang dapat digunakan dalam jumlah yang sangat kecil yaitu mangan, silikon, dan fosfor.
2.3 Desain Nama
Nama-nama tradisional untuk berbagai jenis kuningan biasanya tercermin dari warna atau bahan yang digunakan. Sebagai contoh: kuningan merah mengandung seng sebesar 15% dan memiliki warna kemerahan, sedangkan kuningan kuning mengandung seng kuningan sebesar 35% dan memiliki warna kekuningan. Kuningan Cartridge mengandung seng 30% dan digunakan untuk membuat kartrid untuk senjata api. kuningan Angkatan Laut mengandung seng 39,7% dan digunakan dalam berbagai aplikasi di kapal laut.
Akibatnya dari nama-nama yang beragam ini kadang-kadang membingungkan banyak orang sehingga terkadang ada jenis kuningan yang sama namun memiliki nama berbeda. Sehingga jenis kuningan di Amerika Serikat saat ini dimanajemen oleh Unified Sistem penomoran logam dan paduan agar tidak lagi membingungkan banyak orang dalam penamaan.
2.4 Jenis-Jenis Kuningan



  • Kuningan Admiralty, Mengandung 30% seng, dan 1% timah.
  • Kuningan Aich, Mengandung 60,66% tembaga, 36,58% seng, 1,02% timah, dan 1,74% besi. Dirancang untuk digunakan dalam pelayanan laut karena sifatnya yang tahan korosi, keras, dan tangguh.
  • Kuningan Alpha, Memiliki kandungan seng kurang dari 35%. Bekerja dengan baik pada suhu dingin.
  • Kuningan Alpha-beta (Muntz), sering juga disebut sebagai kuningan dupleks, mengandung 35-45% seng, Bekerja baik pada pada suhu panas.
  • Kuningan Aluminium, Mengandung aluminium yang menghasilkan sifat peningkatan ketahanan korosi.
  • Kuningan dr arsenikum, Berisi penambahan arsenik dan aluminium.
  • Kuningan Cartridge, mengandung 30% seng, memiliki sifat kerja yang baik pada suhu dingin.
  • Kuningan umum atau kuningan paku keling, mengandung 37% seng, murah dan standar sifat kerja baik pada suhu dingin.
  • Kuningan DZR atau dezincification, adalah kuningan dengan persentase kecil arsenik.
  • Kuningan Tinggi, mengandung 65% tembaga dan 35% seng, memiliki kekuatan tarik tinggi, banyak digunakan untuk pegas, sekrup, dan paku keling.
  • Kuningan Bertimbal.
  • Kuningan Bebas Timbal.
  • Kuningan Rendah, paduan tembaga-seng mengandung 20% seng, memiliki sifat warna keemasan.
  • Kuningan Mangan, kuningan yang digunakan dalam pembuatan koin dolar emas di Amerika Serikat. Mengandung 70% tembaga, 29% seng, dan 1,3% mangan.
  • Kuningan nikel, terdiri dari 70% tembaga, 24,5% seng, dan 5,5% nikel. digunakan untuk membuat koin mata uang Poundsterling.
  • Kuningan Angkatan Laut, mirip dengan kuningan admiralty, mengandung 40% seng dan 1% timah.
  • Kuningan Merah, mengandung 85% tembaga, 5% timah, 5% timbal, dan 5% seng.
  • Kuningan Tombac, mengandung 15% seng. Sering digunakan dalam aplikasi produk perhiasan.
  • Kuningan Tonval (Juga disebut dengan CW617N atau CZ122 atau OT58), paduan tembaga-timbal-seng.
  • Kuningan Putih, mengandung seng lebih dari 50%. Sifatnya sangat rapuh untuk penggunaan umum.
  • Kuningan Kuning, adalah istilah Amerika untuk kuningan yang mengandung 33% seng.
2.5 Proses Manufaktur Pembuatan Kuningan
Proses Manufaktur atau Proses Produksi yang digunakan untuk memproduksi kuningan melibatkan kombinasi bahan baku yang sesuai ke dalam logam cair yang diperbolehkan untuk memperkuat. Bentuk dan sifat dari logam ini kemudian diubah melalui serangkaian operasi dengan hati-hati, dikendalikan untuk menghasilkan kuningan yang diinginkan.
Kuningan tersedia dalam berbagai bentuk termasuk pelat, lembaran, strip, foil, batang, bar, kawat, dan billet tergantung pada aplikasi akhir. Perbedaan antara pelat, lembaran, strip, dan foil adalah ukuran keseluruhan dan ketebalan bahan. Plate bersifat besar, datar, potongan persegi panjang dari kuningan dengan ketebalan lebih besar dari sekitar 5 mm. Seperti sepotong kayu yang digunakan pada konstruksi bangunan. Lembar biasanya memiliki ukuran keseluruhan yang sama seperti piring tetapi tipis. Strip terbuat dari lembaran yang telah dipotong-potong menjadi panjang. Foil seperti strip, hanya jauh lebih tipis. Beberapa foil kuningan bisa setipis 0,013 mm.
Proses manufaktur yang sebenarnya tergantung pada bentuk dan sifat kuningan yang diinginkan. Berikut ini adalah proses manufaktur yang biasa digunakan untuk memproduksi kuningan foil dan strip.
Gambar diagram langkah-langkah proses manufaktur dalam produksi kuningan.
Melting



  • Sejumlah bahan tembaga yang tepat sesuai takaran paduan ditimbang dan dipindahkan ke dalam tungku peleburan dalam suhu sekitar 1920° F (1050° C). Sejumlah seng yang sudah ditimbang agar sesuai paduan disiapkan, seng ditambahkan setelah tembaga mencair. Sekitar 50% dari total seng dapat ditambahkan untuk mengkompensasi seng yang menguap selama operasi peleburan antara tembaga dan seng. Jika ada bahan lain yang diperlukan untuk perumusan kuningan tertentu mereka juga dapat di tambahkan.
  • Logam cair paduan tembaga dan seng dituang ke dalam cetakan. Diperbolehkan untuk memperkuat ke dalam lembaran. Dalam beberapa operasi penuangan dilakukan terus-menerus untuk menghasilkan lembaran yang panjang.
  • Bila logam cair paduan tembaga dan seng sudah cukup dingin untuk dipindahkan, mereka dikeluarkan dari cetakan dan dipindah ke tempat penyimpanan.
Hot Rolling



  • Logam ditempatkan dalam tungku dan dipanaskan hingga mencapai suhu yang diinginkan. Suhu tergantung pada bentuk akhir dan sifat kuningan.
  • Logam yang dipanaskan tersebut kemudian di teruskan menuju mesin penggilingan.
  • kuningan, yang sekarang sudah dingin melewati mesin penggilingan yang disebut calo. Mesin ini akan memotong lapisan tipis dari permukaan luar kuningan untuk menghapus oksida yang mungkin telah terbentuk pada permukaan sebagai akibat dari paparan logam panas ke udara.
Anealling and Cold Rolling



  • Pada proses hot rolling kuningan kehilangan kemampuan untuk diperpanjang lebih lanjut. Sebelum kuningan dapat diperpanjang lebih lanjut, terlebih dahulu kuningan harus dipanaskan untuk meringankan kekerasan dan membuatnya lebih ulet. Proses ini disebut annealing. Suhu annealing berbeda-beda sesuai dengan komposisi kuningan dan properti yang diinginkan. Dalam metode tersebut, suasana di dalam tungku diisi dengan gas netral seperti nitrogen untuk mencegah kuningan bereaksi dengan oksigen dan membentuk oksida yang tidak diinginkan pada permukaannya.
  • Hasil dari proses sebelumnya kemudian melalui serangkaian rol lain untuk mengurangi ketebalan mereka menjadi sekitar 2,5 mm. Proses ini disebut rolling dingin karena suhu kuningan jauh lebih rendah dari suhu selama rolling panas. Rolling dingin mengakibatkan deformasi struktur internal dari kuningan, dan meningkatkan kekuatan dan kekerasan. Semakin ketebalan berkurang, semakin kuat kuningan yang tercipta.
  • Langkah 1 dan 2 dari anealling and cold rolling dapat diulangi berkali-kali untuk mencapai ketebalan kuningan yang diinginkan, kekuatan, dan derajat kekerasan.
  • Pada titik ini, proses diatas menghasilkan strip kuningan. Strip kuningan tersebut kemudian dapat diberi asam untuk membersihkannya.
Finish Rolling



  • Strip kuningan mungkin akan diberi rolling dingin akhir untuk mengencangkan toleransi pada ketebalan atau untuk menghasilkan permukaan akhir yang sangat halus. Mereka kemudian dipotong menurut ukuran, ditumpuk, dan dikirim ke rumah industri.
  • Strip kuningan juga mungkin akan diberi rolling akhir sebelum dipotong panjang, digulung, dikirim ke gudang, dan disimpan.
2.6 Kualitas Kontrol
Selama produksi, kuningan tunduk pada evaluasi konstan dan pengendalian material pada proses yang digunakan untuk membentuk kuningan tertentu. komposisi kimia bahan baku diperiksa dan disesuaikan sebelum mencair. Pemanasan dan pendinginan dan temperatur ditentukan dan dipantau. Ketebalan lembaran dan strip diukur pada setiap langkah. Akhirnya, sampel produk jadi diuji untuk kekerasan, kekuatan, dimensi, dan faktor lainnya untuk memastikan apakah mereka memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan.
2.7 Masa Depan
Kuningan memiliki kombinasi kekuatan, ketahanan terhadap korosi, dan formability yang akan terus membuat bahan ini berguna untuk banyak aplikasi produk di masa mendatang. Kuningan juga memiliki keuntungan atas bahan lain yaitu bahwa produk yang dibuat dari kuningan dapat didaur ulang atau digunakan kembali, bukannya dibuang. Ini akan membantu memastikan pasokan kuningan akan tetap ada terus-menerus selama bertahun-tahun di masa depan.
BAB III
KESIMPULAN



  1. Kuningan adalah campuran dari logam tembaga dan logam seng, Komponen utama kuningan adalah logam tembaga, sedangkan logam seng lebih banyak mempengaruhi warna dan sifat kuningan yang di hasilkan.
  2. Dalam proses manufaktur produksi pembuatan kuningan ada 4 tahap yaitu:
1.Melting
2.Hot Rolling.
3.Anealling and Cold Rolling.
4.Finish Rolling.
3.Kuningan pertama kali di publikasikan dan di patenkan di Inggris pada tahun 1781.
4.Jenis-Jenis dan nama kuningan sangat banyak dan beragam serta tidak beraturan, sehingga pada ahirnya semua penamaan logam kuningan di kontrol oleh Unified system penomoran logam dan paduan.